Translate

Minggu, 03 November 2013

makalah Quantum Teaching


Quantum Teaching
I.         Pendahuluan
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 dijelaskan bahwa: “Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.”[1]
Tentu sangat logis bagi manusia untuk memilih jalur pendidikan untuk meningkatkan potensinya mengingat tujuan dari pendidikan nasional seerti yang telah disebutkan di atas. Dalam lembaga pendidikan, kegiatan pembelajaran dilakukan oleh seorang guru yang berpangkal pada suatu kurikulum pendidikan, dan dalam proses pembelajaran guru juga berorientasi pada tujuan kurikulum. Guru harus mampu membelajarkan siswanya sesuai dengan kurikulum yang berlaku. Dalam hal ini, tugas yang diemban oleh seorang guru bukanlah hal yang mudah dilakukan. Apalagi banyak siswa yang mengeluhkan betapa membosanknnya belajar itu. Belajar tidak pernah bisa menjadi hal yang menyenangkan layaknya bermain games.
Oleh karena itu, adanya quantum teaching akan memudahkan tugas dan tanggung jawab seorang guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Quantu Teaching menawarkan cara-cara baru yang memudahkan proses pembelajaran lewat pemaduan unsur seni dan pencapaian-pencapaian yang terarah, apapun mata pelajaran yang diajarkan. Jadi sudah selayaknya bagi seorang guru untuk menerapkan strategi pembelajaran quantum teaching untuk menarik minat siswa dalam proses pembelajaran.
II.      Rumusan Masalah
A.      Apa pengertian dari quantum teaching?
B.       Apa saja asas dan prinsip quantum teaching?
C.       Bagaimana model dari quantum teaching?
D.      Bagaimana kerangka rancangan belajar dalam quantum teaching?
III.   Pembahasan
A.      Pengertian Quantum Teaching
Quantum teaching adalah badan ilmu pengetahuan dan metodologi yang digunakan dalam rancangan, penyajian, dan fasilitas supercamp . quantum teaching diciptakan berdasarkan teori-teori pendidikan seperti Accelerated Learning (Lozanov), Multiple Intelegence (Gardner), Neuro-Linguistic Programming (Ginder dan Blander), Experiential Learning (Hanh), Socratic Inquiry, Cooperative Learning (Johnson dan Johnson), dan Elements of Effective Intruction (Hunter).
Quantum didefinisikan sebagai interaksi yang mengubah energi menjadi cahaya. Semua kehidupan adalah energi.[2] Sedangkan teaching adalah mengajar. Quantum teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang memengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi-interaksi ini mengubah kemampauan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan bagi orang lain.[3] Siswa sejak lahir telah memiliki bakat dan kemampuan sendiri-sendiri yang merupakan bakta alamiah mereka. Bakat ini harus dikembangkan sebaik mungkin agar dapat berguna baik bagi diri sendiri maupun orang lain. Adanya quantum teaching dimaksudkan untuk membantu siswa dalam mengembangkan bakat dan kemampuannya.
Quantum teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik menjadi sebuah paket multisensory, multi kecerdasan dan kompatibel dengan otak, yang pada akhirnya akan melejitkan kemampuan guru untuk mengilhami dan kemampuan murid untuk berprestasi. Quantum teaching yang dibangun berdasarkan teori-teori tersebut mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan yang efektif, merancang kurikulum, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar.[4]
Untuk menjadi Quantum Teacher, maka guru harus mampu mengorkestrasi pembelajaran sesuai dengan modalitas dan gaya para pengajarnya. Guru juga harus mampu mengajarkan keterampilan hidup di tengah-tengah keterampilan akademis, mencetak atribut mental/fisik/spiritual para siswanya. Karena dalam quantum teaching, guru harus dapat mendahulukan interaksi dalam lingkungan belajar, memperhatikan kualitas interaksi antar pelajar, antara pelajar dan guru dan antara pelajar dan kurikulum.
Model ini dapat digunakan untuk semua mata pelajaran pada semua jenjang dan jenis pendidikan, hanya saja diantaranya disesuaikan dengan siapa yang menjadi peserta didik dan apa mata pelajarannya. Model ini merupakan proses pembelajaran yang akrab dan menyenangkan baik bagi peserta didik maupun pendidik dalam proses pembelajaran. Oleh Karena itu, proses pembelajaran ini sangat membutuhkan guru yang menguasai materi ajar dan mempunyai sifat peramah bukan pemarah.[5]
B.       Asas dan Prinsip Quantum Teaching
Quantum teaching berasaskan pada “bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Asas tersebut yang digunakan sebagai landasan dasar di balik segala strategi, model, dan keyakinan dalam quantum teaching. Segala hal ataupun interaksi yang ada di bangun atas dasar asa tersebut. Maksud dari asas itu adalah mengingatkan pentingnya memasuki dunia murid sebagia langkah pertama. Untuk mendapatkan hak mengajar, pertama-tama seseorang harus dapat membangun jembatan autentik memasuki kehidupan murid. Sertifikat yang diperoleh hanyalah wewenang untuk mengajar, belum berarti mempunyai hak untuk mengajar karena mengajar adalah hak yang harus diraih dan diberikan oleh siswa, bukan oleh departemen pendidikan.
Yang harus pertama dilakukan adalah memasuki dahulun dunia mereka. Mengapa? Karena tindakan ini kan memberikan izin untuk memimpin, menuntun, dan memudahkan perjalanan mereka menuju kesadaran dan ilmu pengetahuan yang lebih luas. Caranya adalah dengana mengaitkan apa yang Anda ajarkan dengan sebuah peristiwa, pikiran, atau perasaan yang diperoleh dari kehidupan rumah, sosial, atletik, musik, seni, rekreasi, atau akademis mereka. Setelah kaitan itu terbentuk, Anda akan dapat membawa mereka ke dalam dunia Anda, dan memberi mereka pemahaman Anda mengenai isi dunia itu.[6] Akhirnya dengan pengertian lebih luas dan penguasaan lebih mendalam ini, siswa dapat membawa apa yang mereka pelajari ke dalam dunia mereka dan menerapkannya pada dunia baru.
Quantum teaching juga memiliki lima prinsip atau lima kebenaran tetap, prinsip-prinsip ini memengaruhi seluruh aspek quantum teaching. Prinsip-prinsip tersebut adalah:
1.        Segalanya berbicara, segalanya yang ada di ruang kelas hingga bahasa tubuh Anda, dari kertas yang Anda bagikan hingga rancangan pelajaran Anda, semuanya mengirim pesan tentang belajar.
2.        Segalanya bertujuan, semua yang terjadi dalam pengubahan Anda mempunyai tujuan.
3.        Pengalaman sebelum pemberian nama.
4.        Proses belajar paling baik terjadi ketika siswa telah mengalami informasi sebelum mereka pelajari, karena otak manusia berkembang yang akhirnya menggerakkan rasa ingin tahu.
5.        Akui setiap usaha, belajar mengandung resiko. Pada saat siswa  mengambil langkah ini, mereka patut mendapat pengakuan atas kecakapan dan kepercayaan diri mereka.
6.        Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Perayaan memberikan umpan balik mengenai kemajuan dan meningkatkan asosiasi emosi positif dengan belajar.[7]

C.      Model Quantum Teaching
Model quantum teaching hampir sama dengan sebuah simfoni dimana unsur-unsurnya dapat dibagi menjadi dua kategori: konteks dan isi.
1.        Konteks adalah latar untuk pengalaman anda. Dalam seksi konteks, kita akan menemukan semua bagian yang di butuhkan  untuk mengubah :
a.     Suasana yang memberdayakan dan menggairahkan
Suasana atau lingkungan kelas akan sangat memengaruhi dalam proses belajar siswa. Guru seharusnya menciptakan lingkungan yang tidak mengancam, di mana pendapat murid dihargai, dihormati, dan dikehendaki. Jawaban keliru tidak boleh membangkitkan reaksi negatif dari pihak guru, tetapi perlu dipersepsi sebagai bagian proses belajar murid.[8] Adapun kunci untuk membangun suasana tersebut adalah :
1)        Kekuatan Terpendan ( NIAT )
Niat guru atau kepercayaan akan kemampuan sangat berpengaruh pada kemampuan itu sendiri untuk dapa memotivasi peserta didik pandangan guru akan lebih cepat.
2)        Jalinan Rasa Simpati dan Saling Pengertian
Dengan membangun jalinan rasa simpati dan saling pengertian dapat membangun jembatan menuju kehidupan dunia baru mereka, mengetahui minat kuat mereka dan berbicara dengan bahasa hati mereka.
3)        Keriangan dan Ketakjuban
Keriangan dan ketakjuban dapat membawa siswa siap belajar dan lebih mudah dan bahkan mengubah sikap negatif. Bentuk keriangan atau kegembiraan yang biasa digunakan adalah: tepuk tangan, tiga kali hore, wuus, jentikan jari, poster umum, catatan pribadi, persekongkolan, pengakuan kekuatan, kejutan, pujian pada teman sebangku, pernyataan afirmasi dan “wow”.
4)        Rasa Saling Memiliki
Rasa saling memiliki akan mempercepat proses pengajaran dan meningkatkan rasa tanggungjawab peserta didik misalnya: tepuk, wow, sebelum memulai belajar, menepuk segmen, mengakhiri segmen tertentu.
5)          Keteladanan
Memberi teladan adalah salah satu cara ampuh untuk membangun hubungan dan memahami orang lain serta akan menambahkan kekuatan kedalam pembelajaran.
b.     Landasan yang kukuh
1)        Tujuan Yang Sama
Tujuan yang sama yaitu mengembangkan kecakapan dalam mata pelajaran, menjadi pelajar yang lebih baik dan berinteraksi sebagai pemain tim.
2)        Prinsip-Prinsip dan Nilai Yang Sama
Satu set prinsip tersebut adalah 8 kunci keunggulan yaitu : a) Integritas (kejujuran), b) kegagalan awal kesuksesan, c) bicaralah dengan baik, d) hidup disaat ini, e) komitmen, f) tanggung jawab, g) sikap luwes, h) kesinambungan.[9]
3)        Keyakinan Akan Kemampuan Pelajar, Belajar Dan Mengajar
Seorang guru harus yakin dengan kemampuan belajar siswanya. Mulailah mengajar dari sudut pandang bahwa guru biasa menjadi luar biasa, maka akan berpengaruh pada orang-orang di sekitar khususnya peserta didik.
4)        Kesepakatan, kebijakan, prosedur dan peraturan.
Kesepakatan: Lebih informal daripada peraturan, dan konkret untuk melancarkan jalannya pelajaran. Kebijakan: Mendukung komunitas belajar. Prosedur: Memberitahu peserta didik apa yang diharapkan dan tindakan apa yang diambil.
c.      Lingkungan yang mendukung
1)        Lingkungan Sekeliling, gunakan poster ikon (simbol), poster afirmasi (motivasi dan gunakan warna).
2)        Alat bantu yakni benda yang mewakili gagasan. Misalnya boneka mewakili tokoh dalam karya sastra.
3)        Pengaturan bangku, misalkan mengatur bangku menjadi bentuk setengah lingkaran untuk diskusi kelompok besar yang dipimpin oleh seorang fasilitator.
4)        Tumbuhan, aroma, hewan peliharaan dan unsur organik lain dikondisikan dengan serasi.
5)        Musik, adanya musik membantu pelajar bekerja lebih baik dan mengingat lebih banyak, merangsang, meremajakan, dan memperkuat belajar baik secara sadar maupun tidak sadar.[10]
6)        Rancangan belajar  yang dinamis
1)        Dari dunia mereka ke dunia kita
                        Maksudnya seorang guru harus mampu menjembatani jurang antara dunia siswa dengan dunia gurunya. Hal ini memudahkan guru membangun jalinan antara guru dengan siswa.
2)        Modalitas Vak ( Visual Auditorial Kinestik )
                        Meskipun kebanyakan orang memiliki akses ketiga modalitas ini, hampir semuanya cenderung pada salah satunya dalam proses pembelajaran atau komunikasi. Oleh karena tiu, penggunaan ketiga modalitas ini akan membantu siswa meskipun mereka memiliki tipologi yang berbeda.
3)        Model kesuksesan dari sudut pandang
                        Ada dua faktor utama yang membantu menentukan kesuksesan siswa yakni kesulitan pelajaran dan derajat resiko pribadi. Hal-hal yang dapat dilakukan guru untuk kesuksesan siswanya yakni, saat memperkenalkan isi pelajaran selalu menyanyikan dengan menggunakan unsur V-A-K, sering melakukan pengulangan, membuat kelompok kecil untuk memantapkan belajar dan menyelesaikan secara perseorangan.
2.        Isi walaupun berbeda namun sama pentingnya dengan konteks. Dalam seksi ini , anda akan menemukan keterampilan penyampaian untuk kurikulum apapun di samping strategi yang dibutuhkan siswa untuk bertanggung jawab atau apa yang mereka pelajari:
a.         Penyampaian  yang prima
Berikut tujuh pedoman untuk presentasi yang sukses:
1)        Pahamilah apa yang Anda inginkan.
2)        Binalah jalinan.
3)        Bacalah mereka.
4)        Targetkanlah keadaan mereka.
5)        Capailah modalitas mereka.
6)        Manfaatkanlah ruangan.
7)        Bersikaplah tulus.
b.        Fasilitas yang luwes
Maksud dari mengorkrestasikan fasilitas yang luwes atau elegant adalah mengorkrestasikan interaksi antara pelajar dan kurikulum yang berlaku. Anda menfasilitasi yaitu memudahkan tingkat partisipasi yang Anda inginkan. Pertama yang harus dilakukan adalah memulai dengan mengetahui apa yang Anda inginkan sebagai hasil akhir dalam proses pembelajaran (Know it). Setelah benar-benar mengetahui dan menetapkan hasilnya, barulah mulai dengan menjelaskan hasilnya (Explain it), maksudnya adalah menjelaskan secara terperinci langkah-langkah atau arahan yang harus dilakukan oleh siswa dalam mewujudkan hasil pembelajaran atau tugas yang diperintahkan. Setelah siswa menyelesaikan tugasnya, guru akan mendapatkan hasilnya (Get It), selain itu guru juga perlu memberikan umpan balik untuk menegaskan apakah siswa telah paham mengenai pelajaran yang baru saja mereka peroleh. Di sini akan terlihat apakah hasil yang dicapai sesuai dengan yang dikehendaki.
c.         Keterampilan belajar untuk belajar
Apapun mata pelajarannya, siswa belajar lebih cepat dan lebih efektif jika mereka menguasai  5 keterampilan yang merangsang belajar. 1) Konsentrasi terfokus, 2) Cara mencatat, 3) Organisasi dan persiapan tes, 4) Membaca cepat, 5)Teknik mengingat.
Menurut Dr. Ed Ellis ada beberapa prilaku atau keadaan prima untuk belajar yang dikenal dengan SLANT. Sit up in the chair (duduk tegak di kursi mereka), Learn forward (condong ke depan), Ask question            (bertanya), Nod their heads (mengangguk kepala), talk to their teacher (berbicara dengan guru).[11]
d.        Keterampilan hidup
Seorang guru harus mampu untuk memberdayakan siswanya untuk hidup di atas garis sebagai landasan komunikasi dan interaksi pribadi. Hidup di atas garis menekankan dan mempraktekkan salah satu dari delapan kunci keunggulan yakni bertanggung jawab atas apa yang telah dilakukan baik berupa ucapan atau tindakan, bahkan jika perlu melakukan perbaikan jika melakukan kesalahan. Selain itu, antara guru dan siswa harus ada komunikasi yang jernih agar tidak terjadi kesalahpahaman ataupun penyesalan dalam memutuskan sesuatu. Komunikasi yang nampak dan jernih akan dapat melahirkan kepercayaan, keterbukaan, dan kualitas dalam komunikasi.
D.      Kerangka Rancangan Belajar Quantum Teaching
Quantum teaching ditulis untuk menjadikan sahabat yang siap membantu karena didalamnya memuat prinsip dan komunikasi ampuh yang diperkuat dengan pendekatan multi sensori, multi kecerdasan dan berdasarkan kerangka rancangan belajar Quantum teaching yang dikenal sebagai TANDUR.
1.        Tumbuhkan, yakni tumbuhkan minat dengan memuaskan “apakah manfaatnya bagiku” (AMBAK), dan memanfaatkan kehidupan pelajar.
2.        Alami, yakni ciptakan dan datangi pengalaman umum yang dapat dimengerti semua pelajar.
3.        Namai, yakni dengan menyediakan kata kunci, konsep, model, rumus, strategi: yang kemudian menjadi sebuah masukan bagi si pelajar.
4.        Demonstrasikan, yakni sediakan kesempatan bagi si pelajar untuk menunjukkan bahwa mereka tahu.
5.        Ulangi, yakni tunjukkan kepada para pelajar tentang cara-cara mengulang materi dan menegaskan: “Aku tahu bahwa aku memang tahu ini.”
6.        Rayakan, yakni pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi, dan perolehan keterampilan dan ilmu pengetahuan.[12]
Dari kerangka konseptual tentang langkah-langkah pengajaran dalam quantum teaching tersebut terlihat adanya empat ciri sebagai berikut:
1.        Adanya unsur demokrasi dalam pengajaran.
2.        Memungkinkan tergali dan terekspresikannya seluruh potensi dan bakat yang terdapat pada diri si anak.
3.        Adanya kepuasan pada diri si anak.
4.        Adanya unsur pemantapan dalam menguasai materi atau suatu keterampilan yang diajarkan.
5.        Adanya unsur kemampuan pada seorang guru dalam merumuskan temuan yang dihasilkan si anak dalam bentuk konsep, teori, model, dan sebagainya.[13]

IV.   Analisa Data
Dalam kegiatan pembelajarn di sekolah, penggunaan metode yang tepat oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar adalah suatu keharusan. Penggunaan metode yang tidak tepat oleh seorang guru akan memengaruhi hasil dari proses pendidikan. Pada saat ini, metode yang tepat amatlah sangat diperlukan guna mewujudkan tujuan dari pendidikan itu sendiri. Metode tersebut seharusnya mampu menghasilkan lulusan pendidikan yang terbina secara seimbang antara perkembangan kecerdasan intelektual dengan kecerdasan emosional serta memiliki keterampilan dan sehat fisiknya, sehingga lulusan tersebut mampu bermanfaat bagi orang lain dan masyarakat.
Munculnya metodologi baru berupa quantum teaching berusaha untuk menjawab permasalahan yang ada saat ini. Quantum teaching berusaha memaparkan permasalahan secara apa adanya berdasarkan sumber-sumber rujukan yang otoritatif dalam bidang pendidikan. Quantum teaching adalah penggubahan belajar yang meriah dengan segakla nuansanya yang menyertakan segala kaitan interaksi, dan perbedaan yang memaksimalkan momen belajar. Dalam metode ini, siswa benar-benar diikutkan dalam proses pembelajaran. Partisipasi aktif dari siswa akan nampak dengan jelas dengan menggunakan metodologi yang telah dikemas dalam quantum teaching.
Proses pembelajaran yang ditawarkan dalam quantum teaching terasa menyenangkan dan tidak lagi membosankan seperti sebelum-sebelumnya, bahkan siswa akan merasa nyaman dan termotivasi untuk mengikutinya. Cara yang dapat digunakan adalah dengan membagi siswa menjadi beberapa kelompok. Kemudian memberi kesempatan siswa untuk terlibat langsung dalam proses pembelajaran dari guru. Selanjutnya siswa dapat mempraktekannya lagi dan menarik kesimpulan sendiri. Setelah itu adanya perayaan untuk memberikan penghargaan kepada siswa karena telah mampu menyimpulkan pelajaran yang baru saja dipelajari. Perayaan di sini dimaksudkan untuk memberikan pujian atau penghargaan semata agar siswa dapat termotivasi untuk mengikuti kegiatan pembelajaran lagi.
Dalam quantum teaching, yang berperan dalam menunjang proses pembelajaran tidak hanya guru dan siswa saja melainkan lingkungan, suasana, landasan, rancangan, penyajian, dan fasilitas ikut andil di dalamnya. Penciptaan suasan tersebut mengharuskan seorang guru untuk mempersiapkannya dengan matang dan terencana agar nantinya dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan tujuan dari pembelajaran itu sendiri.
Dengan menerapkan asas dan prinsip-prinsip yang ada dalam quantum teaching akan menghasilkan suasana belajar yang dinamis, demokratis, menggairahkan, dan menyenangkan siswa, sehingga mereka tidak akan merasa bosan berlama-lama dalam ruang kelas. Ditambah lagi dalam quantum teaching terdapat 8 kunci kesuksesan yang akan membantu siswa dalam mewujuakan tujuan mereka. Selain itu, quantum teaching juga tidak hanya bertujuan memberikan pengetahuan atau nilai-nilai semata kepada siswa atau anak didik, melainkan juga memberikan pengalaman-pengalaman dan keterampilan dalam mencapai tujuan tersebut. 
V.      Kesimpulan
A.      Quantum teaching adalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Dalam quantum teaching, guru diajarkan untuk memaksimalkan pembelajarn melalui perkembangan hubungan, penggubahan belajar, dan penyampaian kurikulum.
B.       Quantum teaching berasaskan pada “bawalah dunia mereka ke dunia kita, dan antarkan dunia kita ke dunia mereka”. Sedangkan prinsipnya ada lima, yaitu: Segalanya berbicara, segalanya bertujuan, pengalaman sebelum pemberian nama, akui setiap usaha, dan jika layak dipelajari maka layak pula dirayakan.
C.       Model atau pola quantum teaching dibagi menjadi 2 seksi, yaitu konteks dan isi. Konteks terdiri dari suasana yang menggairahkan, landasan yang kukuh, lingkungan yang mendukung, rancangan belajar yang dinamis. Sedangkan isi terdiri dari penyajian yang prima, fasilitas yang luwes, keterampilan belajar untuk belajar, keterampilan hidup.
D.      Dalam pelaksanaannya quantum teaching memiliki prinsip-prinsip dalam kerangka belajarnya. Prinsip tersebut dikemas dalam istilah TANDUR: Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan.


Daftar Pustaka
Deporter, Bobbi, dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Bandung: Kaifa, 2000.
Deporter, Bobbi, dkk., Quantum teaching: Mempraktekan Quantum Learning di Ruang-Ruang Kelas, Bandung: Kaifa, 2010.
Himpunan Perundang-Undangan RI tentang Sistem Pendidikan Nasional (SISDIKNAS), Bandung: Nuansa Aulia, 2010.
Muijs, Daniel, & David Reynolds, Effective Teaching, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008.
Nata, Abuddin, Manajemen Pendidikan, Jakarta: Prenada Media Group, 2010.